Rabu, 11 Juli 2012

Pentingnya Mengembangkan Media pengajaran


BAB I
PENDAHULUAN
Seiring perkembangan ilmu dan teknologi, media pembelajaran yang digunakan semakin canggih dalam proses belajar mengajar. Pentingnya mengembangkan Media merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran. Melalui media proses belajar mengajar bisa lebih menarik dan menyenangkan (joyfull learning), misalnya siswa yang memiliki ketertarikan terhadap warna maka dapat diberikan media dengan warna yang menarik. Begitu juga dengan siswa yang senang berkreasi selalu ingin menciptakan bentuk atau objek yang diinginkan, siswa tersebut dapat diberikan media yang sesuai, seperti plastisin, media balok bangun ruang, atau diberikan media gambar lengkap dengan cat. Dengan menggunakan media berteknologi seperti halnya komputer, sangat membantu siswa dalam belajar, seperti belajar berhitung, membaca, dan memperkaya pengetahuan.
Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat. Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada siswa. Selain itu media juga harus merangsang siswa mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga akan mengaktifkan siswa dalam memberikan tanggapan, umpan balik, dan juga mendorong siswa untuk melakukan praktek-praktek dengan benar.
Keberhasilan penggunaan media, tidak terlepas dari bagaimana media itu direncanakan dan dipilih dengan baik. Media yang dapat mengubah perilaku siswa (behaviour change) dan meningkatkan hasil belajar siswa tertentu, tidak dapat berlangsung secara spontanitas, namun diperlukan analisis yang komprehensif dengan memperhatikan berbagai aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Aspek-aspek tersebut diantaranya tujuan, kondisi siswa, fasilitas pendukung, waktu yang tersedia, dan kemampuan guru untuk menggunakannya dengan tepat. Semua aspek tersebut perlu dituangkan dalam sebuah perencanaan pembuatan media.

BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Media Pembelajaran
Kata media pengajaran terdiri dari kata “media” dan “pengajaran”. Media atau medium berasal dari kata  latin “Medius” yang berarti “Tengah”. Degan demikian  dapat diketahui bahwa media adalah sesuatu yang menjadi perantara dengan yang lainnya. Dalam bahasa Arab media berarti perantara (Washaail) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach menyebutkan bahwa media  jika dipahami dalam garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu mmeperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap (Arsyad (2002).
Terkadang istilah media pendidikan sering diartikan bergantian dengan  istilah alat bantu  atau media komunikasi. Seperti yang dikemukakan oleh Gagne dan Briggs bahwa secara implisit media pengajaran meliputi alat yang berupa fisik yang digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari  antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, grafi, televisi, film, slide foto, gambar,  dan komputer (Arsyad, 2002).
Media pembelajaran adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Pada umumnya ketika guru membelajarkan siswa di kelasnya, masih banyak dijumpai penerapan strategi mengajar yang tidak serasi, yaitu tidak diberdaya gunakan alat serta sumber belajar yang optimal. Proses belajar mengajar menjadi terpusat pada guru, sehingga guru masih dianggap satu-satunya sumber ilmu yang utama. Proses pembelajaran yang demikian sudah barang tentu kurang menarik bagi siswa karena hanya menempatkannya sebagai objek saja, bukan sebagai subjek mempunyai keterlibatan dalam proses belajar mengajar.
Dari beberapa pengertian dan batasan tentang media pedidikan dan pengajaran tersebut diatas dapat diketahui bahwa salah satu hal yang mempengaruhi efektifitas proses belajar mengajar baik di dalam kelas maupun di luar kelas adalah penggunaan media pengajaran baik visual maupun oudio visual.
B. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Pentingnya media pengajaran juga dikemukakan oleh Sudjana (2002), bahwa dengan penggunaan media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar mengajar  siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dpat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Penggunaan media pengajaran pada saat terjadinya proses belajar mengajar dalam kelas diharapkan dapat mempertinggi minat dan perhatian siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar yang sedang berlangsung. Hal tersebut dapat mempertinggi motivasi siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar. Selain hal tersebut dengan penggunaan media pengajaran maka siswa dapat melihat secara langsung, tidak hanya dengan kata-kata sehingga diharapkan siswa dapat lebih mudah memahami apa yang disampaikan oleh guru dalam kelas.
Levie dan Lentz mengemukkan empat fungsi media pengajaran khususnya media visual adalah (1) fungsi atensi yaitu menarik dan mengarahkan  perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pengajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan, (2) fungsi afektif yang dapat mengubah emosi dan sikap siswa, (3) fungsi kognitif yang memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar, dan (4) kompensatoris yaitu memberikan  konteks untuk memahami teks dan memabantu siswa yang lemah dalam membaca dan mengorganisasikan informasi (Arsyad, 2002).
Dari keempat fungsi tersebut, maka dapat diketahui bahwa sesungguhnya penggunaan media pengajaran dapat meningkatkan kualitas hasil belajar mengajar yang diperoleh oleh siswa karena ketiga komponen kognitif, afektif dan psikomotorik dalam proses belajar mengajar dapat dipacu. Hal tersebut daat mempertinggi hasil dan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat mendukung dan mendorong siswa yang memeiliki kemampuan yang terbatas dalam menerima informasi dan pesan dalam proses belajar mengajar yang berlansung. Efektifitas penggunaan media terhadap proses belajar bengajar tersebut terjadi karena dalam proses pengugunaannya siswa dilibatkan tidak hanya  dalam benak ataupun mentalnya saja akan tetapi dapat memperhatikan merapa dan menyaksikan secara langung informasi yang disampaikan dalam proses belajar mengajar tersebut.
Penggunaan media pengajaran seharusnya mempertimbangkan beberapa hal berikut ini:
  1. Guru harus berusaha dapat memperagakan atau merupakan model dari suatu pesan (isi pelajaran) disampaikan.
  2. Jika objek yang akan diperagakan tidak mungkin dibawa ke dalam kelas, maka kelaslah yang diajak ke lokasi objek tersebut.
  3. Jika kelas tidak memungkinkan dibawa ke lokasi objek tersebut, usahakan model atau tiruannya.
  4. Bilamana model atau maket juga tidak didapatkan, usahakan gambar atau foto-foto dari objek yang berkenaan dengan materi (pesan) pelajaran tersebut.
  5. Jika gambar atau foto juga tidak didapatkan, maka guru berusaha membuat sendiri media sederhana yang dapat menarik perhatian belajar siswa.
  6. Bilamana media sederhana tidak dapat dibuat oleh guru, gunakan papan tulis untuk mengilustrasikan objek atau pesan tersebut melalui gambar sederhana dengan garis lingkaran [1]
C. Pengaruh media dalam proses pembelajaran
Pada dasarnya anak belajar melalui benda atau objek kongkrit. Untuk memahami konsep abstrak anak memerlukan benda-benda kongkrit (riil) sebagai perantara atau visualisasinya. Konsep abstrak itu dicapai melalui tingkatan-tingkatan belajar yang berbeda-beda, bahkan orang dewasapun yang pada umumnya sudah dapat memahami konsep abstrak, pada keadaan tertentu sering memerlukan visualisasi.
Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar. Dalam kalimat “sumber belajar” ini tersirat makna keaktifan, yakni sebagai penyalur, penyampai, penghubung dan lain-lain.[2]
Menurut Rochman Natawidjaya media adalah alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru dalam berkomunikasi dengan siswa. Media dapat berupa benda maupun prilaku. Benda dapat berupa benda langsung ,seperti: daun-daunan, bunga, pensil. Dapat juga berupa benda tiruan, seperti: bola dunia,gajah-gajahan,dan dapat juga benda-benda tidak langsung seperti papan tulis, kapur, tape recorder, film dll. Semua itu bukan dimaksudkan untuk mengganti guru mengajar tetapi merupakan pelengkap dan membantu guru dalam mengajar serta membantu siswa dalam efektifitas pembelajaran didalam kelas. Ini berarti bahwa media merupakan peranan yang sangat penting dalam pembelajaran.
Dapat disimpulkan bahwa media adalah sebuah bahasa yang digunakan seorang guru untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan alat bantu agar apa yang disampaikan mudah dicerna dan dipahami dengan baik oleh siswa.
Hamalik mengungkapkan bahwa penggunaan media pendidikan dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan merangsang kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pendidikan juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, mengajukan data yag menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan memudahkan informasi.
Dalam pemilihan media untuk kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut:
1.      Ketepatan dengan tujuan pengajaran
2.      Bahan pengajaran bersifat fakta, prinsip dan mudah dipahami,
3.      Media mudah didapat setidaknya mudah dibuat oleh guru dan biayapun terjangkau dan mudah digunakannya.
4.      Adanya ketermpilan guru dalam menggunakannya
5.      Tersedia waktu untuk menggunakannya.
Dari beberapa kriteria tersebut banyak digunakan oleh guru-guru yakni dengan mempertimbangkan bahan pengajaran yang akan disampaika serta kegiatan-kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Kecocokan terhaap kedua hal itu menjadi pertimbangan apakah suatu media dipilih atau tidak. Dalam hubungan ini berlaku prinsip selection by rejection, guru hanya memilih media pengajaran yamg bermanfaat dan tidak memilih media yang tidak dipakai.
Disamping itu, segi ekonomis dan hambatan-hambatan praktis yang mungkin dihadapi oleh siswa dan guru yang menjadi dasar pertimbangan, faktor lainnya  adalah faktor efektifitas dan komunikasi dalam kaitannya dengan siswa, bahan pengajaran dan tujuan yang hendak dicapai,merupakan dasar pertimbangan yang mempengaruhi pemilihan media pengajaran.
Tentunya setiap media mempunyai karakteristik tersendiri sehingga tingkat keefektifannya terbatas demi mencapai tujuan-tujuan yang akan dicapai. Oleh sebab itu, guru diharuskan untuk dapat melaksanakan pembelajaran yang multi media.
Dengan menggunakan media secara tepat dan bervariasi akan menimbulkan gairah belajar siswa dan memungkinkan interaksi anak didik dengan guru, sehingga siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuannya dan minatnya masing-masing.
Seorang guru harus mempunyai strategi dalam kegiatan pembelajaran. Strategi yang dimiliki bukan saja untuk mencapai tujuan pembelajaran atau menumbuhkan minat belajar siswa. Tetapi seorang guru yang berkompetensi, cerdas,dan profesional, memiliki seperangkat cara khusus di dalam kelas. Dengan itu, ia akan menjadi guru yang dirindukan kehadirannya di dalam kelas. Kalau demikian halnya seberat apapun materi yang diajarkan akan diminati dan dianggap mudah.
Salah satu bagian dari penentuan strategi adalah penentuan media, media itu sendiri masih harus dikembangkan lagi untuk memenuhi persyaratan sebagai media pengajaran. Dalam pemilihan media, media harus sesuai dengan katakteristik materi yang akan diajarkan, sehingga dengan adanya media mampu membantu mempercepat belajar dengan hasil yang lebih baik. Media harus didukung oleh fasilitas yang ada dan dapat dioperasionalkan dengan baik oleh pemakainya dan media yang dipailih itu hendaknya tidak memberatkan (dilihat dari segi biaya),mudah digunakan, dan dapat dipakai berulang-ulang.
Jadi, agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan lancar, guru hendaknya menggunakan media pengajaran, sehingga suasana belajar yang  diciptakan dikelas dapat lebih menarik perhatian siswa, dan guru harus memberikan peluang atau waktu kepada siswa agar dapat berargumentasi atau mengelurkan ide serta wawasan yang dimilikinya.
D. Pentingnya Mengembangkan Media Dalam Pembelajaran
Banyak guru yang kurang menaruh perhatian terhadap media pembelajaran ketika mengajar di hadapan siswanya. Mereka hanya mengandalkan ucapan dirinya seperti mereka diajar oleh gurunya pada waktu sekolah zaman dahulu. Menurutnya, kalau topik pelajaran atau KD sudah disampaikan dengan lisan, siswa berarti sudah mengerti. Padahal, justru dengan lisan saja siswa akan cepat lupa sehingga tidak terdapat informasi yang melekat dalam memorinya.
Belajar dengan media justru akan lebih mempermudah siswa untuk menangkap konsep yang ditambatkan ke dalam memorinya. Mengapa mempermudah? Bukankah guru zaman dahulu tanpa media, siswa juga dapat pandai-pandai. Bagaimana sebenarnya perbedaan media tradisional dengan modern? lalu, apakah guru perlu hanya menggunakan media modern saja? Narasi jawaban pertanyaan tersebut tampaknya perlu dilakukan agar ditemukan formula media pembelajaran yang dapat berperan sebagai penentu keberhasilan siswa
Peran media dalam proses belajar mengajar sangatlah penting untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Media pembelajaran yang efektif dapat menumbuhkan sikap ketertarikan siswa terhadap suatu konsep. ”Media pembelajaran yang digunakan dapat mempengaruhi efektivitas pembelajaran” (Brown, dalam Gunawan, 2009:1). Pada awal perkembangannya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang berupa alat bantu visual. Sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), maka penggunaan media visual dilengkapi dengan audio, hingga saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.
Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing – masing sejalan dengan filsafat. Karena itulah, suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan intruksional khusus dari bahan tersebut.
Yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah hal – hal berikut :
  1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
  2. Perilaku yang digariskandalam tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.
Jadi Pentingnya media pembelajaran yang beraneka ragam jenisnya tentunya tidak akan digunakan seluruhnya secara serentak dalam kegiatan pembelajaran, namun hanya beberapa saja. Untuk itu perlu di lakukan pemilihan media tersebut. Agar pemilihan media pembelajaran tersebut tepat, maka perlu dipertimbangkan faktor/kriteria-kriteria dan langkah-langkah pemilihan media. Kriteria yang perlu dipertimbangkan guru atau tenaga pendidik dalam memilih media pembelajaran. menurut Nana Sudjana (1990: 4-5) yakni :[3]
1.      Ketepatan media dengan tujuan pengajaran
2.      Dukungan terhadap isi bahan pelajaran
3.      Kemudahan memperoleh media
4.      Keterrampilan guru dalam menggunakannya
5.      Tersedia waktu untuk menggunakannya, dan
6.      Sesuai dengan taraf berfikir anak.
Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara lebih leluasa, kapanpun dan dimanapun, tanpa tergantung pada keberadaan seorang guru. Program-program pembelajaran audio visual, termasuk program pembelajaran menggunakan komputer, memungkin siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara mandiri, tanpa terikat oleh waktu dan tempat. Penggunaan media akan menyadarkan siswa betapa banyak sumber-sumber belajar yang dapat mereka manfaatkan untuk belajar. Perlu kita sadari bahwa alokasi waktu belajar di sekolah sangat terbatas, waktu terbanyak justru dihabiskan siswa di luar lingkungan sekolah.
Dengan mengembangkan media, proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan. Kebiasaan siswa untuk belajar dari berbagai sumber tersebut, akan bisa menanamkan sikap kepada siswa untuk senantiasa berinisiatif mencari berbagai sumber belajar yang diperlukan.
 

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan mengajar merupakan upaya kegiatan menciptakan suasana yang mendorong inisiatif, motivasi dan tanggung jawab kepada siswa untuk selalu menerapkan potensi diri dalam membangun gagasan melalui kegiatan mengajar.
Oleh sebab itu diperlukan tingkat kekreatifan seorang guru untuk dapat menciptakan media yang baik, sehingga apa yang akan disampaikan dapat tersampaikan dengan baik kepada para siswanya, karena cara penyampaian media yang baik dapat menimbulkan kegairahan atau perasaan senang untuk mempelajari apa yang disampaikan guru. Sebaliknya cara penyampaian media yang tidak menarik cenderung akan diabaikan oleh siswa. Sehingga tujuan-tujuan dari pengajaran itu dapat tepat tersampaikan kepada siswa-siswa.
B. Saran
Tidak diragukan lagi bahwa pentingnya mengembangkan  media itu perlu dalam pembelajaran. Kalau sampai hari ini masih ada guru yang belum menggunakan media, itu hanya perlu satu hal yaitu perubahan sikap. Dalam memilih media pembelajaran, perlu disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi masing-masing. Dengan perkataan lain, media yang terbaik adalah media yang ada. Terserah kepada guru bagaimana ia dapat mengembangkannya secara tepat  dilihat dari isi, penjelasan pesan dan karakteristik siswa untuk menentukan media pembelajaran tersebut.

  


[1] Prof. Dr. h. Asnawir dan  Drs. M. Basyiruddin Usman, M.Pd. Media Pembelajaran,( Jakarta : Ciputat Pers, , 2002), hal.19-25.
[2] Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), h 37.
[3] Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 1990. Media Pengajaran. Bandung : CV Sinar Baru

1 komentar: