BAB I
PENDAHULUAN
Seiring
perkembangan ilmu dan teknologi, media pembelajaran yang digunakan semakin
canggih dalam proses belajar mengajar. Pentingnya mengembangkan Media merupakan
salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran. Melalui media proses belajar
mengajar bisa lebih menarik dan menyenangkan (joyfull learning), misalnya siswa yang memiliki ketertarikan
terhadap warna maka dapat diberikan media dengan warna yang menarik. Begitu
juga dengan siswa yang senang berkreasi selalu ingin menciptakan bentuk atau
objek yang diinginkan, siswa tersebut dapat diberikan media yang sesuai,
seperti plastisin, media balok bangun ruang, atau diberikan media gambar
lengkap dengan cat. Dengan menggunakan media berteknologi seperti halnya
komputer, sangat membantu siswa dalam belajar, seperti belajar berhitung,
membaca, dan memperkaya pengetahuan.
Media
pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat. Penggunaan media
mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada siswa. Selain itu media juga harus
merangsang siswa mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan
rangsangan belajar baru. Media yang baik juga akan mengaktifkan siswa dalam
memberikan tanggapan, umpan balik, dan juga mendorong siswa untuk melakukan
praktek-praktek dengan benar.
Keberhasilan
penggunaan media, tidak terlepas dari bagaimana media itu direncanakan dan
dipilih dengan baik. Media yang dapat mengubah perilaku siswa (behaviour change) dan meningkatkan hasil
belajar siswa tertentu, tidak dapat berlangsung secara spontanitas, namun
diperlukan analisis yang komprehensif dengan memperhatikan berbagai aspek yang
dapat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Aspek-aspek tersebut diantaranya
tujuan, kondisi siswa, fasilitas pendukung, waktu yang tersedia, dan kemampuan
guru untuk menggunakannya dengan tepat. Semua aspek tersebut perlu dituangkan
dalam sebuah perencanaan pembuatan media.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Media Pembelajaran
Kata
media pengajaran terdiri dari kata “media” dan “pengajaran”. Media atau medium
berasal dari kata latin “Medius” yang berarti “Tengah”. Degan demikian dapat diketahui bahwa media adalah sesuatu
yang menjadi perantara dengan yang lainnya. Dalam bahasa Arab media berarti
perantara (Washaail) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Gerlach menyebutkan bahwa media jika
dipahami dalam garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun
kondisi yang membuat siswa mampu mmeperoleh pengetahuan, keterampilan atau
sikap (Arsyad (2002).
Terkadang
istilah media pendidikan sering diartikan bergantian dengan istilah alat bantu atau media komunikasi. Seperti yang
dikemukakan oleh Gagne dan Briggs bahwa secara implisit media pengajaran
meliputi alat yang berupa fisik yang digunakan untuk menyampaikan isi materi
pengajaran yang terdiri dari antara lain
buku, tape recorder, kaset, video camera, grafi, televisi, film, slide foto,
gambar, dan komputer (Arsyad, 2002).
Media
pembelajaran adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih
mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses
pendidikan dan pengajaran di sekolah. Pada umumnya ketika guru membelajarkan
siswa di kelasnya, masih banyak dijumpai penerapan strategi mengajar yang tidak
serasi, yaitu tidak diberdaya gunakan alat serta sumber belajar yang optimal.
Proses belajar mengajar menjadi terpusat pada guru, sehingga guru masih
dianggap satu-satunya sumber ilmu yang utama. Proses pembelajaran yang demikian
sudah barang tentu kurang menarik bagi siswa karena hanya menempatkannya
sebagai objek saja, bukan sebagai subjek mempunyai keterlibatan dalam proses
belajar mengajar.
Dari
beberapa pengertian dan batasan tentang media pedidikan dan pengajaran tersebut
diatas dapat diketahui bahwa salah satu hal yang mempengaruhi efektifitas
proses belajar mengajar baik di dalam kelas maupun di luar kelas adalah
penggunaan media pengajaran baik visual maupun oudio visual.
B.
Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Pentingnya
media pengajaran juga dikemukakan oleh Sudjana (2002), bahwa dengan penggunaan
media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar mengajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya
diharapkan dpat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Penggunaan media
pengajaran pada saat terjadinya proses belajar mengajar dalam kelas diharapkan
dapat mempertinggi minat dan perhatian siswa dalam mengikuti proses belajar
mengajar yang sedang berlangsung. Hal tersebut dapat mempertinggi motivasi
siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar. Selain hal tersebut dengan
penggunaan media pengajaran maka siswa dapat melihat secara langsung, tidak
hanya dengan kata-kata sehingga diharapkan siswa dapat lebih mudah memahami apa
yang disampaikan oleh guru dalam kelas.
Levie
dan Lentz mengemukkan empat fungsi media pengajaran khususnya media visual
adalah (1) fungsi atensi yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada
isi pengajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan, (2) fungsi
afektif yang dapat mengubah emosi dan sikap siswa, (3) fungsi kognitif yang
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau
pesan yang terkandung dalam gambar, dan (4) kompensatoris yaitu memberikan konteks untuk memahami teks dan memabantu
siswa yang lemah dalam membaca dan mengorganisasikan informasi (Arsyad, 2002).
Dari
keempat fungsi tersebut, maka dapat diketahui bahwa sesungguhnya penggunaan
media pengajaran dapat meningkatkan kualitas hasil belajar mengajar yang
diperoleh oleh siswa karena ketiga komponen kognitif, afektif dan psikomotorik
dalam proses belajar mengajar dapat dipacu. Hal tersebut daat mempertinggi
hasil dan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat mendukung dan mendorong
siswa yang memeiliki kemampuan yang terbatas dalam menerima informasi dan pesan
dalam proses belajar mengajar yang berlansung. Efektifitas penggunaan media
terhadap proses belajar bengajar tersebut terjadi karena dalam proses
pengugunaannya siswa dilibatkan tidak hanya
dalam benak ataupun mentalnya saja akan tetapi dapat memperhatikan
merapa dan menyaksikan secara langung informasi yang disampaikan dalam proses
belajar mengajar tersebut.
Penggunaan
media pengajaran seharusnya mempertimbangkan beberapa hal berikut ini:
- Guru harus berusaha dapat memperagakan atau merupakan model dari suatu pesan (isi pelajaran) disampaikan.
- Jika objek yang akan diperagakan tidak mungkin dibawa ke dalam kelas, maka kelaslah yang diajak ke lokasi objek tersebut.
- Jika kelas tidak memungkinkan dibawa ke lokasi objek tersebut, usahakan model atau tiruannya.
- Bilamana model atau maket juga tidak didapatkan, usahakan gambar atau foto-foto dari objek yang berkenaan dengan materi (pesan) pelajaran tersebut.
- Jika gambar atau foto juga tidak didapatkan, maka guru berusaha membuat sendiri media sederhana yang dapat menarik perhatian belajar siswa.
- Bilamana media sederhana tidak dapat dibuat oleh guru, gunakan papan tulis untuk mengilustrasikan objek atau pesan tersebut melalui gambar sederhana dengan garis lingkaran [1]
C. Pengaruh media dalam proses pembelajaran
Pada
dasarnya anak belajar melalui benda atau objek kongkrit. Untuk memahami konsep
abstrak anak memerlukan benda-benda kongkrit (riil) sebagai perantara atau
visualisasinya. Konsep abstrak itu dicapai melalui tingkatan-tingkatan belajar
yang berbeda-beda, bahkan orang dewasapun yang pada umumnya sudah dapat memahami
konsep abstrak, pada keadaan tertentu sering memerlukan visualisasi.
Secara
teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar. Dalam kalimat
“sumber belajar” ini tersirat makna keaktifan, yakni sebagai penyalur, penyampai,
penghubung dan lain-lain.[2]
Menurut
Rochman Natawidjaya media adalah alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh
guru dalam berkomunikasi dengan siswa. Media dapat berupa benda maupun prilaku.
Benda dapat berupa benda langsung ,seperti: daun-daunan, bunga, pensil. Dapat
juga berupa benda tiruan, seperti: bola dunia,gajah-gajahan,dan dapat juga
benda-benda tidak langsung seperti papan tulis, kapur, tape recorder, film dll.
Semua itu bukan dimaksudkan untuk mengganti guru mengajar tetapi merupakan
pelengkap dan membantu guru dalam mengajar serta membantu siswa dalam
efektifitas pembelajaran didalam kelas. Ini berarti bahwa media merupakan
peranan yang sangat penting dalam pembelajaran.
Dapat
disimpulkan bahwa media adalah sebuah bahasa yang digunakan seorang guru untuk
menyampaikan apa yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan alat
bantu agar apa yang disampaikan mudah dicerna dan dipahami dengan baik oleh
siswa.
Hamalik
mengungkapkan bahwa penggunaan media pendidikan dalam proses belajar mengajar
dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan
merangsang kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologi
terhadap siswa. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pendidikan
juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, mengajukan data yag menarik
dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan memudahkan informasi.
Dalam
pemilihan media untuk kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan
kriteria-kriteria sebagai berikut:
1.
Ketepatan dengan tujuan pengajaran
2.
Bahan pengajaran bersifat fakta, prinsip dan
mudah dipahami,
3.
Media mudah didapat setidaknya mudah dibuat oleh
guru dan biayapun terjangkau dan mudah digunakannya.
4.
Adanya ketermpilan guru dalam menggunakannya
5.
Tersedia waktu untuk menggunakannya.
Dari
beberapa kriteria tersebut banyak digunakan oleh guru-guru yakni dengan
mempertimbangkan bahan pengajaran yang akan disampaika serta kegiatan-kegiatan
belajar yang dilakukan oleh siswa. Kecocokan terhaap kedua hal itu menjadi
pertimbangan apakah suatu media dipilih atau tidak. Dalam hubungan ini berlaku
prinsip selection by rejection, guru hanya memilih media pengajaran yamg
bermanfaat dan tidak memilih media yang tidak dipakai.
Disamping
itu, segi ekonomis dan hambatan-hambatan praktis yang mungkin dihadapi oleh
siswa dan guru yang menjadi dasar pertimbangan, faktor lainnya adalah faktor efektifitas dan komunikasi
dalam kaitannya dengan siswa, bahan pengajaran dan tujuan yang hendak
dicapai,merupakan dasar pertimbangan yang mempengaruhi pemilihan media
pengajaran.
Tentunya
setiap media mempunyai karakteristik tersendiri sehingga tingkat keefektifannya
terbatas demi mencapai tujuan-tujuan yang akan dicapai. Oleh sebab itu, guru
diharuskan untuk dapat melaksanakan pembelajaran yang multi media.
Dengan
menggunakan media secara tepat dan bervariasi akan menimbulkan gairah belajar
siswa dan memungkinkan interaksi anak didik dengan guru, sehingga siswa dapat
belajar sesuai dengan kemampuannya dan minatnya masing-masing.
Seorang
guru harus mempunyai strategi dalam kegiatan pembelajaran. Strategi yang
dimiliki bukan saja untuk mencapai tujuan pembelajaran atau menumbuhkan minat
belajar siswa. Tetapi seorang guru yang berkompetensi, cerdas,dan profesional,
memiliki seperangkat cara khusus di dalam kelas. Dengan itu, ia akan menjadi
guru yang dirindukan kehadirannya di dalam kelas. Kalau demikian halnya seberat
apapun materi yang diajarkan akan diminati dan dianggap mudah.
Salah
satu bagian dari penentuan strategi adalah penentuan media, media itu sendiri
masih harus dikembangkan lagi untuk memenuhi persyaratan sebagai media
pengajaran. Dalam pemilihan media, media harus sesuai dengan katakteristik
materi yang akan diajarkan, sehingga dengan adanya media mampu membantu
mempercepat belajar dengan hasil yang lebih baik. Media harus didukung oleh
fasilitas yang ada dan dapat dioperasionalkan dengan baik oleh pemakainya dan
media yang dipailih itu hendaknya tidak memberatkan (dilihat dari segi
biaya),mudah digunakan, dan dapat dipakai berulang-ulang.
Jadi,
agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan lancar, guru
hendaknya menggunakan media pengajaran, sehingga suasana belajar yang diciptakan dikelas dapat lebih menarik
perhatian siswa, dan guru harus memberikan peluang atau waktu kepada siswa agar
dapat berargumentasi atau mengelurkan ide serta wawasan yang dimilikinya.
D. Pentingnya Mengembangkan Media Dalam
Pembelajaran
Banyak
guru yang kurang menaruh perhatian terhadap media pembelajaran ketika mengajar
di hadapan siswanya. Mereka hanya mengandalkan ucapan dirinya seperti mereka
diajar oleh gurunya pada waktu sekolah zaman dahulu. Menurutnya, kalau topik
pelajaran atau KD sudah disampaikan dengan lisan, siswa berarti sudah mengerti.
Padahal, justru dengan lisan saja siswa akan cepat lupa sehingga tidak terdapat
informasi yang melekat dalam memorinya.
Belajar
dengan media justru akan lebih mempermudah siswa untuk menangkap konsep yang
ditambatkan ke dalam memorinya. Mengapa mempermudah? Bukankah guru zaman dahulu
tanpa media, siswa juga dapat pandai-pandai. Bagaimana sebenarnya perbedaan
media tradisional dengan modern? lalu, apakah guru perlu hanya menggunakan
media modern saja? Narasi jawaban pertanyaan tersebut tampaknya perlu dilakukan
agar ditemukan formula media pembelajaran yang dapat berperan sebagai penentu
keberhasilan siswa
Peran
media dalam proses belajar mengajar sangatlah penting untuk menunjang
tercapainya tujuan pembelajaran. Media pembelajaran yang efektif dapat
menumbuhkan sikap ketertarikan siswa terhadap suatu konsep. ”Media pembelajaran
yang digunakan dapat mempengaruhi efektivitas pembelajaran” (Brown, dalam
Gunawan, 2009:1). Pada awal perkembangannya, media pembelajaran hanya berfungsi
sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang berupa alat bantu visual. Sehingga
lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK), maka penggunaan media visual dilengkapi dengan audio,
hingga saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin
luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.
Untuk
menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, setiap
guru memiliki pandangan masing – masing sejalan dengan filsafat. Karena itulah,
suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan
berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan intruksional khusus dari bahan
tersebut.
Yang menjadi petunjuk bahwa suatu
proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah hal – hal berikut :
- Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
- Perilaku yang digariskandalam tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.
Jadi Pentingnya media pembelajaran
yang beraneka ragam jenisnya tentunya tidak akan digunakan seluruhnya secara
serentak dalam kegiatan pembelajaran, namun hanya beberapa saja. Untuk itu
perlu di lakukan pemilihan media tersebut. Agar pemilihan media pembelajaran
tersebut tepat, maka perlu dipertimbangkan faktor/kriteria-kriteria dan
langkah-langkah pemilihan media. Kriteria yang perlu dipertimbangkan guru atau
tenaga pendidik dalam memilih media pembelajaran. menurut Nana Sudjana (1990:
4-5) yakni :[3]
1.
Ketepatan
media dengan tujuan pengajaran
2.
Dukungan
terhadap isi bahan pelajaran
3.
Kemudahan
memperoleh media
4.
Keterrampilan
guru dalam menggunakannya
5.
Tersedia
waktu untuk menggunakannya, dan
6.
Sesuai
dengan taraf berfikir anak.
Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian
rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara lebih leluasa,
kapanpun dan dimanapun, tanpa tergantung pada keberadaan seorang guru.
Program-program pembelajaran audio visual, termasuk program pembelajaran
menggunakan komputer, memungkin siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara
mandiri, tanpa terikat oleh waktu dan tempat. Penggunaan media akan menyadarkan
siswa betapa banyak sumber-sumber belajar yang dapat mereka manfaatkan untuk
belajar. Perlu kita sadari bahwa alokasi waktu belajar di sekolah sangat
terbatas, waktu terbanyak justru dihabiskan siswa di luar lingkungan sekolah.
Dengan mengembangkan media, proses pembelajaran
menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu
pengetahuan. Kebiasaan siswa untuk belajar dari berbagai sumber tersebut, akan
bisa menanamkan sikap kepada siswa untuk senantiasa berinisiatif mencari berbagai
sumber belajar yang diperlukan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kegiatan
mengajar merupakan upaya kegiatan menciptakan suasana yang mendorong inisiatif,
motivasi dan tanggung jawab kepada siswa untuk selalu menerapkan potensi diri
dalam membangun gagasan melalui kegiatan mengajar.
Oleh
sebab itu diperlukan tingkat kekreatifan seorang guru untuk dapat menciptakan
media yang baik, sehingga apa yang akan disampaikan dapat tersampaikan dengan
baik kepada para siswanya, karena cara penyampaian media yang baik dapat
menimbulkan kegairahan atau perasaan senang untuk mempelajari apa yang
disampaikan guru. Sebaliknya cara penyampaian media yang tidak menarik
cenderung akan diabaikan oleh siswa. Sehingga tujuan-tujuan dari pengajaran itu
dapat tepat tersampaikan kepada siswa-siswa.
B. Saran
Tidak
diragukan lagi bahwa pentingnya mengembangkan media itu perlu dalam pembelajaran. Kalau
sampai hari ini masih ada guru yang belum menggunakan media, itu hanya perlu
satu hal yaitu perubahan sikap. Dalam memilih media pembelajaran, perlu
disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi masing-masing. Dengan
perkataan lain, media yang terbaik adalah media yang ada. Terserah kepada guru
bagaimana ia dapat mengembangkannya secara tepat dilihat dari isi, penjelasan pesan dan
karakteristik siswa untuk menentukan media pembelajaran tersebut.
[1]
Prof. Dr. h. Asnawir dan Drs. M. Basyiruddin Usman, M.Pd. Media Pembelajaran,( Jakarta : Ciputat Pers, , 2002), hal.19-25.
[2]
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), h 37.
[3]
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai.
1990. Media Pengajaran. Bandung : CV
Sinar Baru
Syukron katsir.
BalasHapus